Jesse Vawter lahir di keluarga Anglican tanggal 1 Desember 1755 di Virginia dan ia dibaptis ketika masih bayi. Ketika ia berumur 19 tahun, ia bekerja sebagai tukang kayu jauh dari rumah. Ia lalu mendengar khotbah dari seorang pengkhotbah Baptist, Rev. Thomas Ammon, untuk pertama kalinya. Rev. Ammon adalah salah satu pengkhotbah Baptis di Virginia yang pernah dipenjara karena memberita kan Injil. Jesse Vawter pun akhirnya menyerah pada Roh Kudus dan mulai mencari keselamatan dari Allah. Setelah bergumul dengan kebenaran mengenai baptisan selam, tahun 1774 ia mengakui baptisan seharusnya adalah bagi orang yang telah bertobat dan percaya dan baptisan bayi adalah sebuah kesalahan. Ia pun menyerahkan diri dibaptis dengan cara yang benar yaitu di selam dan menjadi anggota jemaat Baptist.
Pada 29 Maret 1781 ia menikah dengan Miss Elizabeth Watts dan tanggal 8 Januari 1782 anak laki-laki pertama mereka lahir dan diberi nama John. John lalu diikuti tiga anak laki-laki, William, Archilles, dan James, dan 5 anak perempuan. Tahun 1800, Jesse Vawter mempunyai beban untuk berkhotbah. Ia mengajarkan bahwa semua manusia berdosa, keilahian Yesus Kristus, diselamatkan karena anugerah, penebusan Tuhan Yesus Kristus adalah untuk semua orang berdosa dan siapa yang mau bertobat dan percaya akan diselamatkan. Demikian juga mengenai pemeliharaan orang percaya oleh Tuhan Yesus Kristus, ia sangat yakin akan hal itu.
Jesse Vawter mempunyai andil dalam mendirikan 12 gereja Baptist dan 3 organisasi pelayanan. Dia melayani hingga kematiannya pada tahun1838. Pada masa hidupnya ia mengalami serangan dua bidat yang mempengaruhi jemaat Baptist di Indiana, namun ia dapat bertahan dengan doktrin dasar yang jelas. Alexander Campbell mengajarkan baptisan itu perlu untuk keselamatan dan Daniel Parker memperjuangkan gerakan anti-misi dan banyak menyesatkan orang Kristen. Pengajaran sesat itu banyak menghancurkan iman orang Kristen, namun Jesse Vawter tetap teguh akan kebenaran firman Tuhan.
Kebenaran iman Jesse Vawter diteruskan pada dua anaknya yaitu John dan William di pelayanan mereka sebagai pengkhotbah Baptist. John menjadi gembala di Vernon Baptist Church (1821-1848). Sedangkan William adalah pendiri Sand Creek Assosiation dan melayani dengan setia hingga kematiannya tahun 1868. Keluarga Vawter terus menghasilkan pemimpin-pemimpin Baptist, misalnya Archilles J. Vawter adalah pemimpin seminary Baptist di Indiana. Wilfred T. Stott, keturunan Vawter adalah editor majalah Baptist dan dua saudara perempuannya, Grace dan Edith menikah dengan gembala Baptist. Bahkan sampai generasi kelima keluarga Vawter terus menghasilkan pelayan-pelayan Baptist. Allah berjanji kepada Israel lewat Musa bahwa Ia akan mendatangkan kesusahan (malapetaka) bagi generasi ketiga dan keempat bagi orang yang mengabaikanNya. Namun Ia berjanji menunjukan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu generasi orang yang mengasihi-Nya.
Hari ini mungkin banyak orang yang memegang teguh kebenaran firman Tuhan dicela, difitnah, dimusuhi, dicacimaki dan bahkan diancam dengan kekerasan. Tuhan berkata “Aku akan menyertaimu sampai akhir zaman.” Setiap orang yang saat ini melayaniNya dengan memegang teguh kebenaran firman Tuhan tidak akan kehilangan upah, baik di dunia ini maupun di Surga kelak.
George Blaurock 1491-1529 AD.
Blaurock terlahir dengan nama George Cajacob di desa Bonaduz, Swiss, sekitar tahun 1491. Tahun 1516 ia menjadi seorang imam Katolik di Trins dan dua tahun kemudian mengundurkan diri. Tahun 1524 ia tertarik mempelajari lebih banyak mengenai reformasi Swiss. Blaurock adalah seorang yang pemberani, dialah yang meminta Grebel untuk membaptiskan dia dengan selam dan setelah itu ia membaptis orang-orang percaya yang lain di Januari 1525. Setelah ia bergabung dengan sekelompok orang (Anabaptist) yang berani membela kebenaran firman Tuhan, Blaurock dan rekan-rekannya yang lain berulang kali di penjarakan dan disiksa oleh gereja negara. Tercatat tanggal 30 Januari 1525, Blaurock, Felix Manz, dan 24 orang percaya lain yang baru saja dibaptis di Zollikon dan satu orang yang belum dibaptis, ditangkap dan dipenjara di biara Agustinian di Zurich. Tanggal 16 Maret di tahun yang sama Blaurock ditangkap lagi dan diberi peringatan dan didenda lalu dibebaskan. Pada masa itu Zwingli teman John Calvin dan Luther, mengumumkan bahwa ia telah mengalahkan kelompok Anabaptis, dan pemerintah Zurich mendukungnya untuk menangkap para Anabaptis.
Pada bulan Juli 1525, Blaurock dan Manz mendapat masalah lagi karena berkhotbah dan membaptis orang di Chur. Manz dikirim paksa ke Zurich dan Blaurock berhasil dibebaskan teman-teman mereka. Setelah itu ia berusaha lagi berkhotbah di sebuah desa di Henwil, seperti biasa ia pun ditangkap dan dipenjarakan lagi. Pada tahun 1527 di bulan Januari rekan sepelayanannya, Felix Manz dibunuh dengan cara ditengelamkan oleh Zwingli. Alasan Zwingli membunuh Felix Manz adalah Manz dituduh memiliki pemahaman yang berbeda dengan gereja negara, ia seorang Anabaptis yang membaptis ulang orang, menentang baptisan bayi dan percik, ia memisahkan diri dan hanya mau bersekutu dengan orang percaya yang sudah menerima Kristus. Karena doktrinnya dianggap menentang gereja yang diakui pemerintah, akhirnya ia pun dijatuhi hukuman mati.
Sedangkan George Blaurock pun mendapatkan hukuman didera tanpa ada proses pengadilan, ia ditelanjangi sebagian dan dipukul punggungnya hingga berdarah-darah di gerbang Niederdorf. Tanggal 21 April 1529 adalah keempat kalinya ia ditangkap dan diasingkan, akhirnya Blaurock memutuskan untuk meninggalkan Swiss dan tidak kembali lagi. Blaurock menuju Austria dan di sana ia bertemu dengan sebuah gereja Anabaptis yang telah kehilangan gembalanya, Michael Kurschner yang dihukum mati dengan cara dibakar tanggal 2 Juni 1529. Blaurock diminta jemaat untuk menggembalakan gereja itu, dan Blaurock pun menyetujuinya dan di dalam masa pengembalaannya banyak jiwa yang bertobat dan dibaptis.
Namun pemerintah Innsbruck yang terdiri dari orang Kristen dari gereja yang diakui negara tidak tinggal diam. Tanggal 14 Agustus 1529, Blaurock dan Hans Langegger, seorang pianis gereja dibawa ke pengadilan dan disiksa. Pihak pemerintah meminta nama-nama orang Anabaptis dan menghitung jumlah mereka. Tiga minggu kemudian, tanggal 6 September 1529, Blaurock dan Langegger diikat di sebuah tiang dan dibakar hidup-hidup di Klausen, Italy. Alasan ia dihukum mati adalah karena ia telah dianggap penghianat iman Katolik dan meninggalkan jabatan sebagai seorang imam. Di buku “Martyr Mirror” tercatat tuduhan-tuduhan gereja Roma Katolik yang menjadi alasan mereka membakar Blaurock, yaitu: karena ia telah meninggalkan pelayanannya sebagai imam, tidak meneruskan praktek baptisan bayi dan berkhotbah tentang cara pembaptisan selam, karena menentang misa kudus dan pengakuan dosa sebagaimana yang ditentukan imam, karena tidak mengizinkan orang menyembah bunda Maria. Oleh karena semua itu, ia dihukum mati dan menjadi seorang pahlawan iman. Diperjalanannya menuju tempat ia dieksekusi, ia dengan tulus menyapa orang-orang dan memberitakan Injil pada mereka.
Warisan yang ia tinggalkan adalah khotbahnya dan dua lagu yang isinya, “aku ingin menyanyikan puji-pujian di hatiku kepada nama-Mu yang kudus dan untuk selamanya mengumandangkan anugerah yang telah kuterima. Aku mohon kepada-Mu, Allahku, demi semua anak-anakMu, jagalah mereka semua selamanya dari musuh-musuh jiwa mereka. Aku tidak membangun dengan daging karena itu akan berlalu, namun aku meletakan keyakinanku pada firman-Mu… akhir perjalanan telah tiba. Pujilah Tuhan! Mampukan kami untuk memikul salib ke tempat tujuan kami dan berikanlah belas kasihanMu agar kami bisa menyerahkan jiwa-jiwa kami ke dalam tangan-Mu.”
Sekalipun Blaurock bukan seorang theolog yang terkenal, namun ia memberikan kontribusi yang besar di dalam gerakan Anabaptis di masa reformasi. Dialah yang pertama kali meminta Grebel membaptis dirinya, kemudian bergabung dengan Manz dan Grebel dalam membawa berita Injil kebenaran di antara saudara-saudarnya di daerah Swiss sampai ke desa-desa yang ada. Blaurock berperan besar atas terbentuknya jemaat Anabaptis di Zollikon. Tidak dapat disangkal lagi, komitmennya tak tergoyahkan terhadap iman Anabaptis dan semangatnya membara dalam memberitakan Injil kebenaran.
Masalah baptisan bayi bukanlah hal yang sepele, seperti yang dipahami beberapa kalangan kekristenan. Berapa banyak darah yang telah tercurah demi melawan kesalahan baptisan bayi. Para pahlawan iman sejati dengan rela mengorbankan keluarga, popularitas, jabatan, dan bahkan nyawanya sendiri. Bagaimana mungkin hari ini kita melakukan kesalahan ini? Apakah demi gengsi, jabatan dalam gereja, atau masalah perut, kita diam atas masalah yang telah menyebabkan begitu banyak darah tercurahkan? Untuk bertahan apalagi untuk diteruskan dari generasi ke generasi, kebenaran membutuhkan keberanian. Jika anda hanya memiliki kebenaran namun tidak memiliki keberanian, maka kebenaran akan mati bersama-sama anda.***
ULASAN EDITOR
Sejak zaman Kain dan Habel, orang jahat dan yang tidak benar secara doktrinal, tidak berusaha memakai narasi dan argumentasi untuk membela keyakinannya, melainkan selalu memakai kekerasan. Orang benar selalu menjunjung tinggi akal-budi dan argumentasi, ia akan mengesampingkan bahkan tidak pernah mempertimbangkan pemakaian kekerasan untuk mencapai tujuan.
Tercatat dalam sejarah, agama yang tidak benar selalu meminta pemerintah (pemegang pedang) untuk memihak kepadanya. Dan pemerintah yang jahat selalu terlibat membela orang yang tidak benar. Mereka selalu mengulangi kejahatan orang-orang jahat yang tercatat dalam sejarah. Pemerintah yang benar tidak mengurus perkara iman, atau sesuatu yang diyakini dan diajarkan orang sehubungan dengan imannya. Dan orang Kristen yang alkitabiah tidak melibatkan pemerintah untuk kemajuan gerejanya. Orang Kristen alkitabiah memajukan gerejanya melalui argumentasi, bukan intimidasi.***
Kiriman dari Ev. John Sung, S.Th, Gembala GBIA John The Baptist, Pontianak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar